Curha(tan)

Beberapa momen yg sudah berlalu; meskipun hanya berupa memori di sebagian ruang kepala, namun entah bagaimana caranya momen-momen itu bisa terasa begitu indah, saat hadirnya muncul kembali ke permukaan bersama dengan genangan air yang tercipta dimana-dimana sehabis hujan sore tadi; memutar segala kejadian di tiap bagian ruang waktunya.

yang pernah berdetak detik dulu kala, terputar kembali seperti kaset rusak, yang tiba-tiba dan tanpa izin siapapun kemudian menumbuhkan ingin untuk semuanya terulang kembali. seolah mesin waktu dalam cerita anak-anak memang benar diakui adanya. seolah benar-benar akan bisa membawa siapapun pergi menuju pada detik ke berapapun.

walau hanya sekadar pernak pernik penghias; di dunia fiksi yang kerap seseorang ciptakan sendiri. jika boleh dan bisa maka sebentar saja kupikir aku akan dengan senang hati pergi berkelana dengannya. Menyusuri lorong waktu yang fiksi di masa yang lalu dan duduk menyaksikan kejadian-kejadian dulu kala terputar kembali dari proyektor di sekat sekat ruang yang fana. 

bukan. bukan sama sekali untuk merubah angka pada detik dan menit nya, atau merubah kejadian-kejadian yang tak pernah kuinginkan terjadi tapi sudah terjadi sekarang, bukan. sama sekali bukan. tetapi untuk menghirup aroma tiap-tiap kejadian yg amat kurindukan itu dalam-dalam; dan mengantonginya ke dalam saku piyama sebagi bekal untuk kubawa pulang kemudian.

bersama bunga tidur yang beberapa waktu belakangan lebih sering jadi tempatku tumbuh kuat mengakar; dalam sebuah pot yang suatu waktu pernah kuciptakan sendiri di kepala seorang anak remaja dengan pakaian dewasanya yang kebesaran.


— Catatan harian Eleftheriana, 

02 September 2021



Komentar

Postingan Populer