Buku harian tiga; mendung di wajah bapak.

Hari ini langit mendung. Tapi ternyatarternyata air yang kulihat itu bukan turun dari langit. Kulihat tubuh bapak yang  sedang menangis bercucuran keringat. Meluruh membasahi wajah dan tubunya. Hanya demi sebuah warna baru yang aku inginkan pada dinding kamarku. Alih alih seharusnya membantu dan berterimakasih karena Waktu istirahat nya setelah pulang dari ladang jadi terpakai, Aku justru membuat mendungnya jadi bergemuruh hebat karena kecerobohanku. Aku sangat merasa bersalah saat melihat wajahnya yang penuh peluh itu dipeluk kekecewaan dalam waktu yang bersamaan. Membuat isi kepalaku serasa ingin meledak karena terlalu penuh dengan kata andai, dan overthinking karena masalah itu benar-benar membuat penghujung hariku Buruk. 

Aku menghela napas lelah dan seketika itu aku tiba-tiba tersadar. Sebuah kalimat motivasi dari motivator yang sering kutonton videonya di YouTube terlintas di kepalaku.

"Tidak semua hari baik, tapi pasti Ada yang baik di setiap harinya."

Kalimat itu entah kenapa membuatku tidak seburuk sebelumnya, dan aku jadi sedikit lebih baik kemudian. Dan fakta bahwa Aku tidak pernah akan dibiarkan untuk menghadapi segala sesuatunya sendiri oleh Nya, membuatku jauh lebih baik.

Terima kasih hari yang buruk, sudah membuatku jadi lebih banyak bersyukur dan bisa memahami segala sesuatunya dengan sudut pandang yang baik.


—Curha(tan) Eleftheriana

Komentar

Postingan Populer